Program Belt & Road Initiative dan Dampaknya untuk Indonesia
10 January 2024
Program Belt & Road Initiative, megaproyek ambisius dari China besutan Xi Jinping dinilai telah sukses merangkul lebih dari 146 negara untuk berinvestasi dan mengucurkan dana hingga satu triliun dolar AS sepanjang satu dekade berjalan.
Namun, apa sebenarnya program belt & road initiative itu? Kenapa program tersebut bisa menghasilkan miliaran dolar? Simak penjelasan selengkapnya di sini.
Definisi Program Belt & Road Initiative
Belt and Road Initiative (BRI) adalah sebuah inisiatif yang diperkenalkan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 2013 atau tepatnya presiden Xi Jinping dengan nama OBOR alias One Belt One Road.
Kata belt alias sabuk di sini pun mengacu pada jalur darat berupa jalan dan rel kereta yang pula disebut sebagai Sabuk Ekonomi Jalur Sutra.
Dilansir dari Katadata, ini merupakan rencana besar pemerintah Tiongkok untuk kembali menghidupkan kejayaan jalur Sutra atau Silk Road pada abad ke-21.
Jalur Sutra sendiri mengacu pada jalur darat yang menghubungkan Tiongkok dengan Eropa melalui Asia Tengah, Rusia, dan Timur Tengah. Sementara Jalur Maritim mencakup jalur laut yang menghubungkan Tiongkok dengan kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, dan Eropa melalui rute laut yang strategis.
Inisiatif dari program ini sendiri memiliki tujuan untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan infrastruktur antara Tiongkok dengan negara-negara lain di Asia, Eropa, Afrika, dan sekitarnya. Program yang lebih sering disebut dengan BRI ini mencakup dua jalur utama, yaitu Jalur Sutra dan Jalur Maritim, yang bersama-sama membentuk jaringan perdagangan dan investasi yang luas.
Bank Dunia sendiri pun sempat menyebut BRI sebagai usaha yang ambisius untuk meningkatkan kerja sama regional dan juga hubungan antarbenua.
Inisiatif BRI sendiri memiliki tujuan untuk memperkuat infrastruktur, perdagangan, dan juga investasi antara Tiongkok dengan 65 negara yang sudah berkontribusi terhadap 30% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Tak sampai sana, program ini pun menyentuh 62% populasi dan juga 75% cadangan energi global.
Apakah Program Belt & Road Initiative Berhasil?
Program Belt & Road Initiative sudah berjalan selama 10 tahun. Meski berhasil dijalankan, namun ternyata hasilnya tidak semulus yang diharapkan oleh Pemerintah Tiongkok.
Diketahui investasi agresif Tiongkok di seluruh dunia sendiri berhasil memperluas perdagangan serta pengaruh internasionalnya.
Kendati demikian, inisiatif besar ini ternyata sempat kehilangan kekuatannya ketika covid-19 masuk. Tak hanya itu, perlambatan ekonomi Tiongkok dan juga lonjakan gagal bayar di saat covid-19 pun menjadi penghambat raksasa.
Diketahui, perdagangan Tiongkok dengan beserta BRI sendiri tumbuh sebanyak 76% dari 2013 hingga 2022. Hal ini melampaui peningkatan perdagangan Tiongkok secara keseluruhan yang hanya sebesar 51%.
Di samping itu, pembiayaan dan investasi BRI pada 2022 pun terbilang stabil yakni US$67,8 miliar di 147 negara jika dibandingkan dengan 2021 yang mencapai US$68,7 miliar.
Hasil Kerjasama Program Belt & Road Initiative
Melansir CNBC Indonesia, ada sederet hasil nyata dari kerja sama yang dilakukan oleh program ini. Inisiatif ini pun telah meletakkan dasar bagi sekitar 3.000 proyek kerja sama dan merangsang investasi dengan nilai sebesar US$1 triliun.
Proyek-proyek yang disasar oleh program ini adalah pembangunan pelabuhan, jalur kereta api, jalan raya, infrastruktur energi, serta hal lain yang memiliki kontribusi terhadap peningkatkan konektivitas serta pembangunan ekonomi di wilayah yang ikut berpartisipasi.
Dampak Belt & Road Initiative untuk Indonesia
Di Indonesia sendiri, setelah mempromosikan programnya di tahun 2013, Xi Jinping sudah beberapa kali bertandang ke Tanah Air untuk menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2013 silam.
Dari hasil berbagai macam pertemuan antara dua kepala negara tersebut. Indonesia kemudian menekan puluhan kesepakatan kerja sama dengan Tiongkok terkait bubur kertas, pertambangan, jalur kereta api, properti, semen, dan juga infrastruktur. Diketahui, komitmen kerja sama yang terjadi pun senilai US$28,2 miliar.
Di tahun 2017, kerja sama Indonesia terkait program Belt & Road Initiative pun berlanjut. Presiden Joko Widodo berada di antara 29 kepala negara dan perwakilan yang ikut serta dalam "Belt and Road Forum for International Cooperation". Dalam acara itu, presiden Xi pun mengumumkan sudah menyiapkan anggaran sebesar US$55,09 miliar untuk mendukung proyek BRI untuk perluasan jaringan antara Asia, Afrika dan Eropa.
Lalu, apa dampak nyata dari program Belt & Road Initiative untuk Indonesia?
- Pembangunan infrastruktur yang merata
- Investasi di sektor energi terbarukan membantu Indonesia menuju net zero emission per tahun 2060.
- Dan masih banyak lagi.
Hal ini dikarenakan, negara Indonesia adalah salah satu negara penerima investasi terbesar dari BRI sebesar USD 7,3 miliar pada tahun 2023. Maka dari itu, tak heran bahwa Indonesia sangat masif melakukan pembangunan di mana-mana.
Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai Belt & Road Initiative dan juga efeknya untuk Indonesia.