16 August 2025
Daftar Isi
Bayangkan ini: sebuah pabrik otomotif sedang memproduksi ratusan unit mobil per hari. Tiba-tiba salah satu mesin utama berhenti karena satu komponen kecil rusak. Operator buru-buru ke gudang, berharap spare parts pengganti ada. Sayangnya, barang itu tidak ditemukan atau malah sudah rusak. Akibatnya? Produksi terhenti, target harian meleset, pesanan ke pelanggan tertunda, dan perusahaan merugi besar.
Itulah mengapa pengelolaan spare parts di warehouse bukan cuma formalitas. Ia adalah penyelamat produksi. Dan disinilah PT. Indotama Partner Logistics (IPL) sudah membuktikan diri sebagai partner yang bisa diandalkan industri manufaktur sejak 2008.
Kenapa Pengelolaan Spare Parts Itu Penting Banget?
Mengurangi Downtime Produksi
Setiap menit mesin berhenti berarti uang hilang. Spare parts yang selalu siap pakai bisa menghemat jutaan rupiah setiap harinya.Menekan Biaya Tak Terduga
Barang yang rusak karena salah penyimpanan atau salah penanganan sama artinya dengan buang uang untuk beli baru.Menjamin Kelancaran Supply Chain
Spare parts yang tersedia memastikan tidak ada hambatan di proses produksi sampai distribusi.Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
Pesanan tidak molor karena masalah teknis, pelanggan pun makin percaya.
Baca juga : Cycle Count vs Stock Opname: Mana yang Lebih Efektif?
Tantangan yang Sering Dialami di Lapangan
Langkah-Langkah Pengelolaan Spare Parts yang Efektif
1. Klasifikasi Spare Parts
Pisahkan barang berdasarkan:
Kritikalitas: Komponen vital yang jika rusak akan menghentikan produksi.
Frekuensi Pemakaian: Barang yang sering digunakan harus selalu ready.
Nilai Ekonomis: Barang mahal perlu penanganan ekstra hati-hati.
2. Penempatan yang Terstruktur
Spare parts kecil → gunakan rak dengan label dan box untuk menghindari tercecer.
Spare parts besar → simpan di area terbuka tapi tetap mudah diakses.
Komponen sensitif → simpan di ruang khusus dengan pengaturan suhu & kelembaban.
3. Gunakan Sistem Digital
Warehouse Management System (WMS) membantu:
Mencatat semua pergerakan barang secara otomatis.
Melacak lokasi spare parts tanpa harus keliling gudang.
Menjaga akurasi stok secara real-time.
4. Terapkan Metode FIFO / FEFO
FIFO (First In, First Out) → Barang yang masuk lebih dulu dipakai lebih dulu.
FEFO (First Expired, First Out) → Barang yang kadaluarsanya lebih dekat digunakan lebih dulu.
5. Audit Stock Secara Rutin
Cek fisik minimal 3-4 kali setahun.
Pastikan catatan stok sesuai dengan kondisi lapangan.
Baca juga : Perbedaan Antara Logistik dan Supply Chain Management: Panduan Lengkap
Manual vs Digital: Jelas Bedanya
Studi Kasus IPL: Pabrik Otomotif
Salah satu klien IPL di industri otomotif sering mengalami downtime gara-gara spare parts sulit ditemukan di gudang.
Solusi dari IPL:
Membuat zona khusus spare parts kritis di gudang.
Menggunakan barcode untuk penandaan rak.
Menyusun tata letak gudang berdasarkan frekuensi penggunaan barang.
Hasilnya:
Waktu pencarian spare parts berkurang 60%.
Downtime produksi turun 40%.
Data stok menjadi 98% akurat.
Tips Praktis Mengelola Spare Parts
Buat daftar spare parts kritis yang harus selalu ready.
Gunakan warna label berbeda untuk tiap kategori barang.
Lakukan review stok setiap awal kuartal.
Latih staf gudang agar disiplin mencatat setiap keluar-masuk barang.
Pertimbangkan safety stock untuk barang impor yang butuh waktu lama pengadaan.
Layanan IPL untuk Spare Parts
Gudang strategis di dekat kawasan industri.
Sistem WMS untuk pencatatan otomatis.
Tim warehouse yang berpengalaman di industri manufaktur.
Layanan distribusi cepat untuk kebutuhan mendesak.
Kesimpulan
Spare parts itu ibarat asuransi untuk pabrik: lebih baik punya dan tidak dipakai daripada butuh tapi tidak punya. Pengelolaan yang baik akan menghemat waktu, uang, dan menjaga reputasi perusahaan di mata pelanggan.
Dengan pengalaman sejak 2008 dan sistem pergudangan modern, IPL siap membantu industri manufaktur memastikan spare parts mereka selalu tersedia dan dalam kondisi prima. Hubungi Kami Sekarang
Hubungi Kami , atau kunjungi akun Instagram kami di @ipl.logistics untuk lihat layanan terbaru kami.
